Hidayatullah.com- Ketua Dewan Pembina Gerakan Pegawal Fatwa Nasional Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Habib Rizieq Shihab meminta kepada pemerintah untuk menghentikan upaya kriminalisasi terhadap para ulama.
“Kita tahu, saat ini haji Munarman (Jubir FPI) statusnya sudah tersangka di Polda Bali. Dan Ustadz Bachtiar Nasir (Ketua GNPF-MUI) sedang digerbang tersangka di Polda Metro. Saya sendiri statusnya bukan lagi tersangka. Tapi, sudah jadi buronan,” beber Habib Rizieq pada acara Dzikir dan Tausiyah Nasional 112 di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (11/02/2017) yang dihadiri ratusan ribu umat Islam.
“Terhitung pukul 00.00 tadi malam (hari Sabtu), saya sudah menjadi DPO atau buronan untuk dihadirkan di Polda Jabar,” tambah Habib Rizieq.
HRS: Jadi Energi Dahsyat, Kalau Pemimpin Merangkul Umat Islam dan Ulama
Karena itu, ia meminta kepada Tim Advokad GNPF-MUI untuk melakukan komunikasi dengan Mabes Polri dan Polda Jabar untuk langkah-langkah berikutnya.
“Tidak usah khawatir kalau saya harus ke Polda Jabar. Selesai acara ini saya siap untuk berangkat ke Polda Jabar. Saya tidak akan lari. Jika mereka minta saya baik-baik untuk datang besok pagi, saya akan datang besok pagi,” jelas Habib Rizieq.
Lalu, apa alasannya hingga tak datang memenuhi panggilan kedua Polda Jabar?
“Karena kita punya kewajiban untuk menjaga umat dan menjaga berlangsungnya acara ini agar berjalan tertib dan damai serta berkomunikasi dengan umat. Kami takkan melarikan diri. Kami akan hadapi proses hukum ini sebagai seorang warga negara yang baik,” jelas Habib Rizieq.
Bertemu GNPF, Wiranto Ingin Pemimpin DKI Berakhlakul Karimah
Kendati demikian, Habib Rizieq meminta aparat tidak melakukan rekayasa dalam proses hukumnya dan sesuatu yang dibuat-buat.
“Jangan ada rencana jahat terhadap para ulama dan tokoh umat Islam,” tandasnya.
Habib Rizieq juga berpesan kepada para pemimpin negeri, jangan sekali-kali aksi-aksi itu dimaknai sebagai aksi makar, anti NKRI, anti Pancasila, atau anti Bhinneka Tunggal Ika.
Aksi 212 dan 5 Fenomena Lahirnya Generasi Baru Islam Indonesia
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ia mengingatkan bagaimana Aksi Bela Islam 212, jutaan umat Islam berkumpul di Monumen Nasional Jakarta. Mereka menyatu, dari berbagai kelompok, lintas ormas Islam, mahdzab, golongan, dan para ulama serta habaib. Bahkan umat non-Muslim turut andil dalam aksi tersebut.
Harusnya hal itu dimaknai aksi Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya, tegas Habib Rizieq.
Kalau Aksi 212 tersebut justru dicurigai aksi anti Bhinneka Tunggal Ika, maka ke depan menurut Habib Rizieq tidak akan ada lagi Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia.
Habib menegaskan, aksi-aksi itu murni gerakan umat Islam sebagai bentuk cintanya kepada agama, negara, ulama, persatuan, dan kesatuan.*