Hidayatullah.com– Valentine’s Day merupakan bentuk pendustaan publik. Pendustaan itu tak lain hawa nafsu yang dikemas seperti perbuatan baik.
Pernyataan itu disampaikan oleh Dekan Program Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Prof Dr Didin Hafidhuddin, dalam acara silaturahim dan kajian keislaman di kampus UIKA, Sabtu (13/02/2016).
Menurut Didin, paham kebebasan demikian sangat membahayakan manusia. Sebab segala sesuatu sudah diukur dengan timbangan kebendaan (materialistik), budaya hidup (hedonistik), dan gaya atau pandangan kebebasan (liberalistik).
“Ujung-ujungnya pasti jatuh ke sekularistik dan atheistik yang tidak peduli dengan ajaran agama,” ucapnya.
Dikatakan oleh mantan Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tersebut, Valentine’s Day tidak lain adalah merayakan sifat kebinatangan manusia. Bukan merayakan kasih sayang, seperti digemborkan oleh media mainstream sekular.
“Kasih sayang manusia itu bersifat abadi sepanjang masa, bukan cuma sehari saja,” papar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Pusat ini.
“Islam itu agama kasih sayang, ia lahir dari panggilan keimanan. Bukan sekedar karena menghargai fisik atau materi saja,” imbuhnya.
Menurut Didin, paham kebebasan yang diusung pendukung Valentine’s Day setali tiga uang dengan akar masalah LGBT yang kian massif di media belakangan.
Di hadapan dosen dan mahasiswa Pascasarjana UIKA termasuk awak hidayatullah.com, ia lalu menerangkan tafsir Surah al-Al-A’raf [7]: 179 tentang sebab manusia bisa lebih hina dari hewan.
“Propaganda sesat itu bukan hanya bertentangan dengan agama. Tapi juga meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan,” jelasnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Tak heran Allah sampai menghinakan manusia tersebut lebih hina daripada makhluk binatang.
“Ada tidak yang lebih hina dan buruk daripada binatang?” ucapnya.
Terakhir, ia mengimbau seluruh umat Islam terus menggencarkan kampanye bahwa Valentine’s Day itu sebagai budaya tidak benar dan harus dijauhi.
“Sebarkan terus di media, sampaikan itu haram dan dosa jika dilakukan. Mari selamatkan generasi muda Islam,” pungkasnya.*