Hidayatullah.com- Ketua Sekretariat Perhimpunan Al-Irsyad Jawa Timur, Basuni Iskandar mengatakan ormas-ormas Islam bisa mengambil inspirasi dari perjanjian Hudaibiyah dalam menetapkan awal Ramadhan dan 1 Syawal 1436 H.
“Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam itu tidak menuliskan namanya Muhammad Rasulullah,” kata Basuni kepada hidayatullah.com usai acara Majelis Mudzakarah di Aula Buya Hamka Lantai 1 Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, belum lama ini.
Artinya, lanjut Basuni, bahwa saat (perjanjian Hudaibiyah.red) itu, Rasulullah menanggalkan predikat (kerasulannya) demi kepentingan umat Islam yang jauh lebih besar.
“Bagaimana kalau ormas-ormas Islam yang besar (Muhammadiyah dan NU) ini bisa menanggalkan namanya itu demi kepentingan umat Islam yang jauh lebih besar di Nusantara ini,” demikian Basuni berharap.
Menurut Basuni, Muhammadiyah diwakili Prof. Susiknan Azhari dan NU diwakili Dr. Abd. Salam Nawawi merupakan embrio (cikal bakal) yang bisa dikembangkan dalam sebuah organisasi, maka akan terlihat indah dan damai sekali jika bisa bersatu.
Selain itu, Basuni menuturkan bahwa dirinya menyambut secara positif dengan adanya majelis mudzakarah yang diselenggarakan setiap kali menyambut datangnya Ramadhan guna penetapan kapan jatuhnya awal Ramadhan serta 1 Syawal.
“Sebab bisa memberikan pengetahuan kepada umat Islam. Diharapkan para peserta setelah mengikuti mudzakarah bisa memberikan informasi kepada ormas ataupun masjid-masjid yang telah mendelegasikan,” ujar Basuni.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Basuni berharap segala perbedaan yang ada dalam ormas Islam yang beragam di Indonesia, sepatutnya bisa disikapi dengan bijaksana, meskipun itu butuh upaya yang keras serta komitmen yang kuat.
“Oke, acara seperti ini hal yang positif tetapi alangkah indahnya upaya itu didesign secara jelas dengan harapan jika gol settingnya akan ada kalender Islam, yah minimal untuk Indonesia. Sehingga Indonesia akan percaya diri ketika menyampaikan idenya ke dunia Internasional. Jika tidak begitu akan sulit,” pungkas Basuni.*