Hidayatullah.com–Ketua PBNU H Slamet Effendy Yusuf berpendapat, organisasi masyarakat seperti NU dan Muhammadiyah yang telah memberikan kontribusi kongkret kepada masyarakat, lebih berhak mendapatkan dukungan daripada partai politik. Dukungan itu melalui sekolah, pesantren, rumah sakit, rumah yatim, dan layanan sosial lainnya.
Sebelumnya Mendagri Tjahjo Kumolo mengusulkan dukungan pembiayaan sebesar Rp 1 triliun kepada partai politik untuk mengurangi kemungkinan penyalahgunaan kekuasaaan saat para politisi menjabat.
“Jadi kalau parpol menurut idenya Mendagri akan diberikan bantuan cukup besar, saya kira dalam waktu yang bersamaan ormas keagamaan yang langsung membina bangsa, seperti NU dan Muhammadiyah di lingkungan Islam, demikian juga teman-teman dari agama lain, juga perlu diberi bantuan langsung dari alokasi APBN,” katanya di gedung PBNU, Selasa (10/3/2015).
Dengan demikian, pembangunan ini berjalan secara serempak pada sektor-sektor yang dibiayai dan digarap oleh pemerintah maupun sektor yang digarap oleh swasta.
“NU melalui pesantren dan madrasah, Muhammadiyah melalui sekolahnya, begitu juga Persis, juga ormas Islam yang lain, bisa menjangkau kalangan yang selama ini terabaikan dari program pemerintah. Jadi menjadi kekuatan menjamah yang seharusnya menjadi porsi pemerintah,” ujar, dilansir laman NU.
Ia menjelaskan, ormas seperti NU juga mendapat bantuan dari pemerintah. Tetapi ibarat kata, kebutuhannya seribu, tetapi bantuan yang diberikan hanya beberapa sen.
“Kita membantu aktivitas pendidikan, keagamaan, termasuk aktivitas penyadaran kesadaran kewarganegaraan, sebagaimana dilakukan oleh ormas seperti NU dan Muhammadiyah, yang luar biasa hasilnya.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ia mencontohkan, andaikan tidak ada NU dan Muhammadiyah, kemudian ada bahaya internasionalisme Islam, negara tidak akan bisa berbuat banyak. “Ini saatnya negara berterima kasih pada mereka, termasuk memberikan anggaran yang signifikan sebagai bagian anggaran negara untuk pembinaan masyarakat,” kata Slamet Effendy Yusuf.*