Hidayatullah.com–Kaukus Pemuda Aceh Peduli Parlemen membedah visi dan misi Calon Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) asal Aceh di Ring Road Coffee, Banda Aceh, Ahad (16/02/2014) kemarin.
Dalam diskusi yang mengangkat tema “Peran dan Kontribusi DPR RI dalam Percepatan Pembangunan Aceh” mencuat isu agar pemerintah mengizinkan Caleg dari jalur independen untuk maju pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.
Usulan ini muncul dalam dialog pemuda Aceh yang digagas oleh Kaukus Pemuda Aceh Peduli Parlemen.
Hadir dalam acara ini, Caleg DPR RI dari Partai Demokrat, M. Ali Yakob, Partai Golkar Andi Sinulingga, dari Hanura Mukhlis Mukhtar, dari PPP Edwar M Nur, serta dari Nasdem Taf Haikal.
“Kalau bupati dan gubernur bisa maju dari jalur independen, kenapa Caleg tidak bisa?” kata Edwar M Nur.
Menurutnya, kebijakan ini bisa menghilangkan kesan dominasi partai politik serta menonjolkan figur Caleg yang maju di pemilu nantinya.
Selain itu, Edwar M Nur juga mengatakan kedepan hendaknya anggota DPR RI kalau mahu reses hendaknya memberitahukan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya kepada dewan.
“Bukan hanya kepada pendukung atau kader partainya saja, dan jika saya diberikan kepercayaan, akan saya mulai dari saya, ujarnya lagi.
Sedangkan Mukhlis Muktar, dalam pemaparannya mengatakan Aceh harus mandiri dalam kedamaian.
“Saya belum pernah menipu Aceh. Saya mencoba menawarkan diri apa layak menjadi wakil Aceh. Kalau Aceh ingin maju, hukum harus kuat. Perdamaian Aceh akan berubah bila SBY tidak ada lagi,” kata dia.
Kata dia, Undang-undang Pemerintah Aceh (UU PA) hari ini perlu direvisi. Sayangnya semua yang terjadi di Aceh saat ini adalah ketidakjelasan UUPA itu sendiri.
Sedangkan Faisal Ridha, Caleg DPR RI dari PKB mengatakan ingin mewujudkan Aceh yang madani bidang pendidikan, kesehatan, pertanian dan sebagainya.
Caleg DPR RI dari Golkar, Andi HS, mengatakan dirinya ingin membuat program yg terencana. Sehingga konsep pembangunan Aceh lebih jelas ke depan.
“Jangan sampai anak cucu kita mengerjakan hal yg sama mengulangi kesalahan para pendahulunya,” ujar dia.
Dia juga menyampaikan, sudah seharusnya orang Aceh harus bisa tampil dan mampu mempengaruhi kebijakan nasional, seperti Makassar yang sudah membuktikannya kalau mereka mampu mempengaruhi kebijakan nasional.
Terakhir, TAF Haekal dari Nasdem mengatakan perjuangannya sudah berlangsung sejak lama.
“Saya sudah mengambil posisi sebaga parlemen jalanan selama 20 tahun. Oleh sebab itu, saya sudah saatnya naik,” kata dia.
M. Ali Yakob juga mengatakan kalau di jawa kelebihan air, sehingga sawah-sawah tergenang banjir, sedangkan di aceh kekurangan air, sehingga sawah-sawah gagal panen.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kedua-duanya tidak baik,” ujar M. Ali Yakob.
Sementara Budi Azhari, perwakilan Kaukus Pemuda Aceh Peduli Parlemen mengatakan dialog ini untuk memberi kesempatan kepada semua Caleg untuk menyampaikan visi dan misinya di hadapan para pemilih rasional, karena peserta yang hadir adalah para aktivis dari berbagai lintas organisasi pemuda dan mahasiswa.
Koordinator acara, Bustami juga mengatakan bahwa Kaukus Pemuda Aceh Peduli Parlemen memberikan hak yang sama kepada semua Caleg dari berbagai partai untuk tampil dan nantinya masyarakat Aceh bisa melihat dan mendengar sendiri kenapa mereka harus memilih Caleg tersebut.
“Namun, tidak semua Caleg DPR RI dari masing-masing partai bisa hadir. Padahal kita sudah mengundang mereka semua untuk berpartisipasi dalam diskusi kita,” ujarnya.*/Bustami (Aceh)