Hidayatullah.com–Ditemukannya fakta bahwa ijazah-ijazah lulusan madrasah masih tidak diakui dalam institusi negara mendapat perhatian khusus oleh mantan Menteri Agama (Menag) KH. Muhammad Tholhah Hasan. Menurut Tholhah Hasan, sikap tersebut merupakan sikap diskriminatif yang seharusnya tidak terjadi. Pasalnya menurut Tholhah dalam kecerdasan pendidikan dan prestasi sekolah banyak alumni Madrasah Diniyah siap berkompetisi dengan alumni lembaga pendidikan lainnya.
“Saya sangat sedih melihat anak tamatan Madrasah Diniyah pada waktu dia mencalonkan diri menjadi kepala desa ditolak hanya karena ijazahnya tidak diakui,” jelas Alumni Pesantren Tebuireng Jombang ini dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Rancangan Undang-Undang Madrasah Komisi VIII DPR RI, Selasa (25/09/2012).
Tholhah juga menambahkan, sudah waktunya bangsa Indonesia lebih menghargai insitusi pendidikan berbasis agama yang ada di Indonesia.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengambil banyak sosok dan tokoh nasional merupakan alumni Madrasah Diniyah. Mulai dari sosok Adam Malik Wakil Presiden RI (1978-1983), Buya Hamka bahkan Maftuh Basyuni adalah alumni Madrasah. Minimnya perhatian pemerintah terhadap institusi pendidikan berbasis agama seperti madrasah adalah hal yang memprihatinkan bagi dirinya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dalam acara ini, mantan Menteri Agama Kabinet Indonesia Bersatu, Muhammad Maftuh Basyuni, juga meminta pemerintah agar keberadaan madrasah di Indonesia diperlakukan sama dengan sekolah negeri agar masuk berkembang.*