Hidayatullah.com–Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan, pada 2012 sidang itsbat dan pelaksanaan rukyat untuk menentukan awal Ramadhan dan 1 Syawal bisa dilakukan di wilayah Indonesia Timur dan hal ini diharapkan mendapat persetujuan dari kalangan ulama mengingat perbedaan waktu guna memudahkan umat Islam melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan.
Pernyataan tersebut dikemukakan Menag Suryadharma Ali kepada pers seusai membuka Musyawarah Nasional Hisyab dan Rukyat (penentuan awal bulan Qomariyah) di Gedung Kementerian Agama Jakarta, Selasa (25/04/2012), seperti dikutip Antara.
Hadir dalam kesempatan itu para tokoh Ormas Islam, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag/Bimas Islam Abdul DJamil dan para pejabat eselon II.
Wewenang penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri, lanjut Menag, di sejumlah negara Islam ada pada Kementerian Agama atau pemerintah. Sungguh pun demikian, pemerintah menghargai adanya pendapat yang disebabkan adanya kriteria yang dipegang oleh ahli Hisyab dan Rukyat.
Karena itu, terkait adanya perbedaan waktu di Indonesia, ia berharap semua Ormas Islam dapat memahami niat baik dari pemerintah. Ia pun beharap pada Munas Hisab dan Rukyat kali ini menghasilkan pandangan yang sama. Jika pandangan sudah sama, tentu untuk menentukan ketetapannya pun akan mudah.
Jika saja ada perbedaan, katanya, tentu hendaknya perbedaan itu dapat diselesaikan. Pemerintah kedudukannya dalam menghadapi perbedaan itu bisa bertindak sebagai penengah atau hakim.
“Serahkan perbedaan itu kepada pemerintah untuk menyelesaikannya,” ia menegaskan.
“Jadi, harus tunduk pada pemerintah,” katanya lagi.
Jika sidang Istbat penentuan awal Ramadhan bisa dilakukan di wilayah Indonesia Timur sekitar pukul 16.00 WIT, tentu untuk wilayah barat bisa dipercepat. Dengan demikian umat Muslim di wilayah timur Indonesia tak perlu lagi harus menunggu keputusan sidang Itsbat di Jakarta seperti yang terjadi selama ini, kata Menag.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Munas Hisab Rukyat juga diharapkan membuahkan hasil dapat menentukan dan menyatukan kriteria penentuan awal Ramadhan. Hal ini penting karena erat kaitannya dengan masalah sosial ekonomi dan semangat ukuwah Islam.
Sambil berkelakar, Menang mengatakan, setiap tahun umat Islam ribut dengan persoalan bulan. Padahal bulannya yang satu sudah pernah didatangi astronot. Bagaimana mau bersatu jika hal ini terus ribut. Coba dengar lagu yang dibawakan Broery Pesolima, yang menyebut bulan sabit ada di pelataran.
“Kita berharap, ada keputusan untuk menyatukan sikap dan pandangan dalam menentukan awal Ramadhan,” ujar Menag.*