Hidayatullah.com–Departemen Pertahanan AS sudah menyampaikan pilihan rencana kepada Presiden Barrack Obama.Dalam kabar terbaru disebutkan, pasukan Amerika siap melancarkan serangan ke Suriah jika Presiden Barack Obama memerintahkannya.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertahanan Chuck Hagel dalam wawancara dengan BBC.
“Kami sudah memindahkan aset di tempatnya untuk mampu memenuhi dan mematuhi pilihan apa pun yang ingin diambil presiden,” ujarnya dikutip BBC Selasa (27/08/2013)
Hagel menambahkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat sudah menyampaikan semua pilihan rencana kepada Presiden Obama.
“Dia sudah melihatnya, Anda mempersiapkan diri. Kami siap untuk maju,” tegasnya.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri, John Kerry, mengatakan ‘tidak bisa dibantah’ bukti-bukti bahwa Suriah menggunakan senjata kimia.
Sementara itu, di Inggris, Perdana Menteri David Cameron -yang memperpendek liburannya untuk kembali ke London- memanggil parlemen untuk bersidang membahas Suriah pada Kamis 29 Agustus.
Amerika sudah meyakini militer Suriah telah menggunakan senjata kimia sebagaimana berkali-kali disampaikan John Kerry . Menurut John Kerry, serangan terbaru di wilayah Damaskus minggu lalu digambarkan sebagai “kecabulan moral.”
Sebelumnya pada hari Senin (27/08/2013), tim penyelidik senjata kimia yang diutus PBB ditembaki di Damaskus.
Tim itu diincar oleh penembak jitu ketika sedang bepergian ke salah satu dari lima situs di sekitar Damaskus di mana ratusan orang dilaporkan telah tewas pada 21 Agustus lalu.
Pemerintah Suriah membantah meluncurkan serangan kimia dan malah menuduh para pejuang pemberontak.
“Apa yang kita lihat di Suriah pekan lalu harus mengejutkan hati nurani dunia. Ini sangat berlawanan dengan kode moralitas,” kata Kerry dalam sebuah konferensi pers pada Senin (26/08/2013) kemarin.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga mengatakan kepada wartawan pada hari Senin, Barat belum menghasilkan bukti bahwa pasukan Presiden Assad telah menggunakan senjata kimia.
Dia menanggapi usulan beberapa negara Barat untuk melakukan aksi militer terhadap pemerintah Suriah yang bisa diambil tanpa mandat PBB.
Ditentang Rusia, China dan Iran
Bagaimanapun sekutu Suriah, Rusia dan China,mengungkapkan penentangan atas intervensi militer ke Suriah.
Moskow mengatakan aksi militer akan membawa konsekuensi bencana bagi kawasan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alezander Lukashevich, meminta agar masyarakat internasional memperlihatkan kehati-hatian dalam krisis di Suriah dan mematuhi hukum internasional.
Iran juga berada di barisan pembela pemerintah Suriah. Dalam pernyataan terbarunya, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif justru menuduh kelompok pejuang oposisi yang disebutnya kelompok “teroris” yang telah menggunakan senjata kimia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Pemerintah Suriah tidak mungkin berada di balik dugaan serangan yang menggunakan senjata kimia di pinggiran Kota Damaskus,” ujar Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, seperti dikutip Reuters, Kamis (22/08/2013).
“Bila penggunaan senjata kimia memang benar, maka pelakunya adalah kelompok teroris. Karena mereka terbukti mampu melakukan tindakan tersebut,” lanjutnya.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, pihak aktivis dan pejuang oposisi melaporkan, adanya serangan yang menewaskan perempuan dan anak-anak akibat gas saraf yang digunakan oleh pasukan loyalis Assad yang telah menewaskan setidaknya lebih dari 1.300 jiwa.
Roket berisi gas beracun itu menghantam wilayah Damaskus di Ain Tarma, Zamalka dan Jobar menjelang Subuh, Rabu 14 Agustus 2013 waktu setempat.*