Hidayatullah.com–Masyarakat internasional masih terus berdalih dengan veto Rusia di Dewan Kemananan PBB untuk semakin mengulur waktu buat rezim Nushairiyah Suriah membantai rakyatnya.
Di saat yang sama, kekuatan-kekuatan politik revolusi hanya bisa berpangku tangan akibat kegagalan mereka mencapai visi bersama tentang penyelesaian krisis. Padahal, rakyat Suriah masih terus dihujani bom dalam rangka pembersihan kaum Sunni di Suriah.
Di pihak lain, kemelut terus menimpa di dalam tubuh pasukan rezim Bahsar al Assad, menyusul pembelotan 85 tentara termasuk beberapa perwira tinggi awal pekan Juli ini. Berita-berita menyebutkan bahwa para tentara itu meminta suaka ke Turki.
Kantor berita Anatolia melaporkan, mengutip pernyataan pemerintah setempat, 85 tentara yang membelot terdiri dari tiga perwira tinggi dan 18 perwira lainnya. Jumlah tersebut menggenapkan 14 perwira tinggi yang telah melarikan diri ke Turki.
Kantor berita itu menambahkan bahwa anggota militer Suriah yang membelot itu memasuki Turki lewat jalur Rihanli yang terletak di selatan Turki. Mereka tergabung dalam rombongan pengungsi yang terdiri dari 293 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Kantor berita pemerintahan Turki, TRT di situsnya menyebut bahwa terdapat 85 tentara Suriah yang dikirim ke kamp Abayadain di provinsi Hatay, Turki.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Otoritas militer Turki sendiri telah memobilisasi unit-unit tentaranya ke seputar wilayah perbatasan Suriah. Sejumlah pesawat melakukan pengawasan ketat dalam rangka mencegah pesawat Suriah menembus wilayah udara Turki. Mobilisasi ini merespons insiden penembakan pesawat Turki di atas zona batas laut internasional beberapa waktu silam.*/alb