Hidayatullah.com–Serikat dagang di Swiss Unia melahirkan sebuah website baru tempat di mana siapa saja di negara itu dapat memajang foto diri sekaligus menuliskan berapa gaji atau upah yang diterimanya.
Website itu zeigdeinenlohn.ch, Zeig Deinen Lohn yang artinya tunjukkan gajimu, mulai beroperasi pekan lalu dan sejauh ini sudah sekitar 500 orang yang membeberkan berapa besaran gaji mereka, lapor Euronews Rabu (29/8/2018).
Website itu sempat tidak berfungsi pada hari Rabu, disebabkan banyaknya pengguna internet yang ingin mengaksesnya dalam waktu bersamaan.
Orang-orang yang mengunggah foto diri dan menulis berapa upah bekerja yang mereka terima berasal dari beragam sektor. Seorang inspektor di perusahaan minyak mengaku membawa pulang gaji 37.000CHF (€32.369) setiap bulannya. Sedangkan seorang petugas kebersihan mengatakan mendapat upah 3.200CHF ($2.800) setiap bulan. [1CHF sekitar 15.188 rupiah]
Website itu dapat dipergunakan orang dengan terlebih dahulu memberikan informasi nama depan, jabatan atau posisi pekerjaan, sektor pekerjaan, pekerja purna atau paruh waktu, gender, usia, dan foto diri.
Namun, sebelum berpartisipasi calon pengguna website itu harus mempertimbangkan konsekuensinya, mengingat-ingat apakah ada perjanjian dengan majikan atau bekas majikan perihal pengungkapan data jumlah upah yang mereka terima. Jika ternyata mereka meneken perjanjian untuk tidak mengungkapkan informasi gaji, maka mereka berpotensi terkena jerat hukum.
Kepada Euronews kepala bidang komunikasi Unia, Nicole Niedermueller, mengatakan bahwa semua orang Swiss –baik teman maupun pasangan suami/istri– tidak pernah membicarakan berapa gaji yang mereka terima.
“Adalah tabu besar bagi orang Swiss membicarakan soal gaji. Oleh karena itu kami juga berusaha memecah tabu itu dengan membuat website ini,” kata Niedermueller.
Tabu itulah, menurut wanita itu, yang menyebabkan ketimpangan gaji di Swiss.
“Jika anda tidak mengetahui berapa gaji yang diterima rekan kerja anda, maka hal itu memudahkan majikan untuk memberikan gaji yang tidak setara,” imbuhnya.
“Di Swiss, masalah terbesarnya adalah tidak adanya kesetaraan perihal gaji…wanita menerima 20 persen lebih rendah dibanding laki-laki,” paparnya.
Angka itu didukung oleh Badan Statistik Federal yang menyebutkan bahwa di sektor swasta perempuan digaji 19,5% lebih rendah dibanding laki-laki. Apabila digabungkan antara sektor publik dan swasta, maka kesenjangannya 12% pada tahun 2016.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Perbedaan gaji itu tidak hanya didasarkan pada gender, kata Niedermueller. Antara orang asing dan warga Swiss sendiri –meskipun sama-sama pria– terjadi perbedaan besaran gaji. Orang asing dibayar lebih rendah.
Sejak tahun 1996, konstitusi Swiss sudah memasukkan kesetaraan gender di dalamnya. Akan tetapi pada praktiknya, dalam hal ini soal gaji, pemerintah masih harus berbuat banyak, kata Unia dan berbagai organisasi peduli HAM.
Di samping gaji, Unia berharap masalah kondisi tempat bekerja juga diperhatikan.
“Orang akan lebih merasa yakin percaya diri di tempat kerja, lebih kerasan di perusahaan terkait, dan akan lebih produktif,” kata Niedermueller, jika perusahaan mau memperbaiki kondisi lingkungan kerjanya.*