Hidayatullah.com—Seorang karyawan Google berusia 32 tahun dipukuli hingga tewas dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka hari Jumat (13/7/2018) di negara bagian Karnataka, India selatan, akibat kekerasan yang dipicu oleh rumor yang merebak di media sosial.
Para korban diserang setelah salah satu dari mereka kabarnya menawarkan permen coklat impor kepada anak-anak sekolah, menurut media setempat seperti dilansir DW. Para pengeroyok menduga mereka berusaha menculik anak-anak tersebut.
Menyusul kejadian itu, hari Ahad (15/7/2018) polisi menangkap 25 orang.
Sejak bulan Mei, sedikitnya 25 orang telah menjadi korban amuk massa yang dipicu oleh kabar burung perihal penculikan anak dan pencurian organ yang merebak di media sosial, terutama Whatsapp.
Para pelaku kebanyakan adalah orang kampung, yang belum lama memiliki ponsel pintar dan masih awam menggunakan media sosial, sehingga tidak dapat membedakan mana video asli atau palsu yang dikirim via aplikasi itu.
Khawatir dengan tingginya kasus serupa, Kementerian Teknologi Informasi dan Elektronik India menyeru agar pengelola Whatsapp bersikap bertanggung jawab dan bertindak segera untuk meredam peredaran kabar palsu di aplikasinya.
“Whatapp harus mengakui bahwa India menawarkan pasar yang besar bagi mereka. Mereka menghasilkan banyak uang dari operasionalnya di India,” kata Menteri TI Ravi Shankar Prasad awal bulan ini. “Oleh karena itu mereka harus fokus pada keamanan terkait dengan aspek-aspek kehidupan masyarakat India,” ujarnya.
Awal pekan kemarin, Whatsapp India memasang iklan di surat kabar berisi penjelasan tentang bagaimana mengenali informasi bohong yang beredar di media sosial. Per Februari 2017, pengguna Whatsapp di India kabarnya menyentuh angka 200 juta.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kami mulai melakukan kampanye edukasi di India tentang bagaimana mengenali berita bohong dan rumor,” kata Whatsapp dalam sebuah pernyataannya. “Langkah pertama kami adalah memasang iklan di surat kabar dalam bahasa Inggris dan Hindi serta beberapa bahasa lain. Kami akan terus meningkatkan upaya ini.”
Whatsapp juga akan meluncurkan fitur baru yang akan memberi label pada pesan-pesan terusan (forwarded messages) yang memberitahu bahwa pengirim bukan orang pertama yang menulis atau merilis pesan tersebut.*