Hidayatullah.com–Para pelajar membakar tujuh sekolah berasrama di Kenya pekan lalu, sebagai aksi protes terhadap pengetatan aturan guna mencegah terjadinya kecurangan dalam ujian sekolah yang akan digelar tiga bulan lagi. Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan Amina Mohammed dalam konferensi pers seperti dilansir BBC Senin (9/7/2018).
Menurut Amina, di salah satu tempat para siswa bahkan menyandera kepala sekolah agar mau memfasilitasi kecurangan dalam ujian.
Sebuah pernyataan dari kementerian menyebutkan bahwa polisi menggiatkan upaya untuk mengatasi ketegangan itu dan menangkap 125 siswa. Tiga siswa sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara itu, di kota Kisumu lima pelajar lain dibebaskan dari tahanan dengan uang jaminan setelah meteka ditetapkan sebagai pelaku pembakaran Sekolah Menengah Putra Chulaimbo.
“Semua sekolah berasrama sudah diminta untuk melipatgandakan jumlah guru yang bertugas selama dua pekan ke depan. Penekanan tugas mereka adalah pengawasan fasilitas asrama ketika para siswa melakukan persiapan malam hari,” kata kementerian.
Wartawan BBC Mercy Juma sebelumnya melaporkan kebakaran di sebuah sekolah berasrama di bagian barat Kenya.
Dari lokasi kejadian dia melaporkan bahwa hari Senin Sekolah menengah Usenge di Siaya ditutup setelah terjadi aksi pembakaran pada Ahad malam.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Asrama sekolah itu mengakomodasi 200-300 siswa, yang akibat kebakaran dipulangkan ke rumah keluarga masing-masing.
Anak-anak sedang mengikuti kelas malam ketika api mulai melahap sekolah mereka.
Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan.
Aksi pembakaran sekolah dan asramanya di Kenya bisa dibilang sering terjadi, dengan alasan beragam dan dengan pelaku dari dalam sekolah itu sendiri atau oleh kelompok dari luar.*