Hidayatullah.com–Qatar mengatakan negaranya melarang produk yang berasal dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir dan Bahrain, hampir setahun setelah negara-negara tersebut menjatuhkan embargo atas Doha, menuduh negara kecil Teluk itu mendukung terorisme, tuduhan yang Qatar berulangkali telah sangkal.
“Produk yang berasal dari negara pemblokade, yang sebagai akibat dari blokade tidak lolos Bea Cukai Dewan Kerjasama Teluk, harus menjalani inspeksi impor yang tepat dan prosedur kepabeanan,” pernyataan pemerintah menyebutkan pada malam Sabtu.
“Untuk melindungi keselamatan konsumen di Negara Qatar dan untuk memerangi perdagangan produk yang tidak sesuai standar, pemerintah mengeluarkan instruksi untuk mencari pemasok baru dari berbagai produk yang terdampak.”
Harian nasional Al Watan mengutip surat edaran dari Kementrian Ekonomi dan Perdagangan yang menginstruksikan para pedagang dan toko untuk berhenti menjual produk yang diimpor dari keempat negara itu. Disebutkan para pengawas akan memonitor kepatuhan mereka atas kebijakan tersebut.
Keempat negara Teluk itu memutuskan hubungan diplomatik dan transportasi pada akhir Juni. Qatar, yang banyak dari barang importnya berasal dari UEA dan mendapatkan sebagian besar makanan segarnya di perbatasan Saudi, membantah tuduhan keempat negara terhadapnya.
Import ke Qatar anjlok sekitar 40 persen dari tahun lalu pada minggu-minggu awal boikot, namun mereka sejak itu telah kembali normal ketika Doha menemukan sumber baru produk importnya di negara seperti Turki, dan mengembangkan rute kapal baru melalui tempat-tempat seperti Oman. Qatar juga telah mendorong agar produk import dapat diproduksi secara lokal, termasuk makanan.
Baca: Penerbangan dan Harga Minyak Terganggu dalam Kasus Qatar
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sejak Juni lalu, beberapa makanan dan produk lain dari negara-negara embargo terus menemukan jalan masuk ke Qatar melalui negara ketiga.
Jubir pemerintah Qatar belum menanggapi pertanyaan email terkait jumlah produk yang akan terdampak oleh pelarangan baru, dan apakah larangan akan mencakup semua produk yang dikirim melalui negara embargo selain barang yang diproduk di sana.
Menlu Bahrain Sheikh Khalid bin Ahmed al-Khalifa mengatakan pada harian Alsharg Alawsat pada Minggu bahwa dia tidak melihat adanya resolusi terkait perpecahan diplomatik antar negara Teluk itu. */Nashirul Haq AR