Hidayatullah.com—Kepala pemerintahan negara bagian Bavaria, Jerman, Markus Söder memerintahkan agar salib-salib dipasang di semua gedung pemerintah wilayahnya. Kebijakan itu disebutnya sebagai pengakuan identitas Bavaria.
Menteri Utama Bavaria yang baru dilantik itu di hari pertamanya menjabat menetapkan bahwa identitas Kristen harus ditonjolkan di semua gedung pemerintahanan.
Markus Söder, politisi asal Uni Sosial Kristen (CSU) yang merupakan saudara partai Kanselir Angela Merkel Uni Demokrat Kristen (CDU), hari Selasa (24/4/2018) mengumumkan bahwa sebuah salib akan digantungkan di setiap bangunan pemerintah terhitung mulai tanggal 1 Juni 2018, lapor Deutsche Welle.
Söder, yang mengambil alih pemerintahan dari Horst Seehofer (sekarang mendagri Jerman), lewat media sosial mengatakan bahwa pemasangan salib itu merupakan aksi nyata pengakuan identitas Bavaria dan nilai-nilai Kristen. Dia juga mengatakan bahwa usai rapat kabinet dirinya langsung pergi ke lobi kantor kanselir negara bagian di Munich untuk menggantung sebuah salib.
Kebijakan Söder itu harnya berlaku untuk gedung yang merupakan milik pemerintah negara bagian Bavaria. Pasalnya, dia tidak memiliki otoritas atas gedung milik pemerintah distrik dan federal. Namun demikian, seluruh sekolah dan gedung pengadilan terkena kebijakan itu.
Hingga saat ini Bavaria masih menjadi negara bagian dengan penganut Katolik terbanyak di Jerman. Pada tahun 2015, sekitar 50,5 persen penduduknya dikategorikan sebagai penganut Katolik Roma dan 18,8 persen panganut Kristen Protestan.
Tidak semua orang setuju dengan kebijakan pemasangan salib tersebut. Sebagian tokoh dan warga masyarakat menyuarakan ketidaksetujuan mereka lewat media sosial.
“Cara Markus Söder dan CSU terus menerus mengeksploitasi agama untuk kepentingan politik mereka mengingatkan saya akan (Presiden Turki Recep Tayyip) Erdogan. Konstitusi tak punya agama!” protes Christian Lindner, ketua Free Demokratic Party (FDP) yang dekat dengan kalangan pebisnis.
Jan Korte, ketua faksi Partai Kiri di parlemen federal Jerman, menyebut kebijakan Söder itu sebagai kampanye yang ceroboh dan juga “mengeksploitasi agama untuk kepentingan pribadi.”
Thomas Schüller, pakar teologi Katolik dan Universitas Münster mengatakan bahwa pemerintah negara bagian seharusnya bersikap netral. Dia juga menyebut pernyataan Söder yang menyamakan salib dengan budaya Bavaria itu terjebak pada simbol cerita rakyat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Tidak hanya itu, Schüller mengatakan bahwa orang yang mengeksploitasi salib untuk kepentingan politik adalah orang yang tidak paham soal salib sebagaimana yang disebut dalam Bibel. “Salib adalah tanduk bagi kaum kuat dan pertanda harapan bagi kaum yang lemah,” kata Schüller kepada DW lewat email seraya mengutip Bibel 1 Corinthians 1:18.
Direktur lembaga hukum Federasi Gereja Protestan Jerman (EKD) Hans Michael Heinig, mengatakan langkah Söder itu dapat memicu masalah hukum dan justru mengundang risiko pelarangan salib.*