Hidayatullah.com—Seorang wanita Swiss duduk akan duduk di kursi pesakitan dengan tuduhan terlibat dengan kelompok ISIS alias Daesh, setelah dirinya masuk Islam dan menolak kehidupannya di negeri Swiss.
Wanita berusia 31 tahun itu dituduh mengajak orang untuk ambil bagian dalam perang suci dan mempromosikan bom bunuh diri di negara-negara Barat.
Wanita itu masuk Islam pada tahun 2009 dan teradikalisasi lewat internet, ketika tinggal di Winterthur di bagian timur laut Swss, lapor Swissinfo hari Jumat (1/12/2017). Dia kemudian membawa putranya yang berusia 4 tahun ke Mesir dan Suriah, lewat Turki, di mana dia diduga bergabung dengan Daesh.
Perermpuan itu kemudian ditangkap di Turki dan dipulangkan ke Swiss, di mana dokumen-dokumen perjalanannya disita. Menurut dokumen kejaksaan yang dilihat kantor berita Swiss, dia mempromosikan jihad kepada orang lain setibanya kembali ke Swiss. Dia ingin menjadi “contoh bagi orang-orang yang berpotensi menirunya,” klaim jaksa, dan mengatakan bahwa para martir (syuhada) akan mendapatkan tempat di surga jika mereka meledakkan diri di negara-negara Barat.
Oleh karena hukum di Swiss mengkriminalkan anggota Daesh dan kelompok-kelompok teroris lainnya, wanita itu berkeyakinan bahwa Swiss menyatakan perang dengan Daesh, menurut isi dakwaan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Beberapa tahun belakangan Winterthur diasosiasikan dengan radikalisasi Islam dan orang-orang muda yang pergi ke luar negeri untuk berjihad. Akibatnya, sebuah masjid –yang dianggap kontroversial– ditutup pada musim panas lalu.
Perempuan itu akan disidang di Bellinzona mulai 15 Desember dengan dakwaan tergabung dalam kelompok radikal terlarang.*