Hidayatullah.com—Pemerintah Berlin akan membawa pulang anak-anak dari anggota ISIS alias Daesh yang bertempur di Suriah pulang ke Jerman. Sedikitnya ada 6 anak, termasuk bayi-bayi yang saat ini berada di pusat-pusat penahanan di Iraq.
Para diplomat dari Kementerian Luar Negeri Jerman telah meminta izin keluar dari pemerintah Iraq untuk anak-anak warga Jerman yang ditahan, yang merupakan anggota ISIS/ISIL.
Sedikitnya enam anak saat ini bersama ibunya berada di pusat-pusat interogasi atau penahanan di Iraq, menurut informasi yang dikumpulkan harian Süddeutsche Zeitung serta lembaga penyiaran publik NDR dan WDR.
Kemenlu Jerman menjustifikasi rencana repatriasi anak-anak itu dengan mengutip alasan kemanusiaan dan kewajiban negara untuk melindungi warganegaranya. Mereka juga beralasan bahwa anak-anak tersebut lebih baik dirawat oleh kerabatnya sendiri daripada dibesarkan dalam tahanan.
Diplomat-diplomat Jerman dapat mengunjungi para ibu beserta anaknya di tahanan, di mana para wanita itu meminta agar putra-putri mereka diterbangkan pulang ke Jerman, lansir Deutsche Welle Kamis (23/11/2017).
Sejauh ini otoritas Iraq belum mengambil keputusan apakah akan memperbolehkan anak-anak tersebut dipulangkan ke Jerman.
Mayoritas anak-anak itu masih kecil dan bayi. Empat dari mereka berada di Erbil, di mana salah satu dari wanita-wanita Jerman yang ditahan sedang hamil. Wanita-wanita tersebut ditangkap setelah pasukan keamanan merebut kembali wilayah yang diduduki ISIS.
Bocah-bocah itu dibawa oleh ibunya setelah mereka berbaiat kepada Negara Islam (Daesh) yang diproklamirkan ISIS/ISIL. Sebagian dilahirkan di wilayah konflik.
Mereka yang dilahirkan di wilayah Suriah yang dikuasai ISIS hanya mendapatkan sertifikat kelahiran dari otoritas Daesh. Namun, oleh karena ibu mereka berkewarganegaraan Jerman, maka anak-anak yang dilahirkan berhak mendapat kewarganegaraan sama seperti ibunya.
Dari perkiraan 940 orang yang berangkat dari Jerman menuju Suriah atau Iraq untuk bergabung dengan ISIS, diyakini dua pertiga di antaranya berkewarganegaraan Jerman.
Kementerian luar negeri juga mendiskusikan potensi bahaya keamanan jika anak-anak itu direpatriasi.
Badan-badan keamanan tidak mengkhawatirkan bayi-bayi atau anak yang masih kecil, sebab mereka traumatis dan bukan teradikalisasi. Namun, pihak keamanan khawatir dengan anak-anak yang berusia lebih tua.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hans-Georg Maasen, kepala dinas intelijen dalam negeri Jerman, mengatakan kemungkinan anak-anak tersebut nantinya menjadi ancaman, sebab mereka sudah terindoktrinasi oleh ideologi kelompok-kelompok Islam.
“Hal itu bisa melahirkan jihadis generasi baru di sini,” ujar Maasen seperti dikutip Süddeutsche Zeitung.
Koran itu tidak menyebut berapa usia sebenarnya anak-anak yang dipermasalahkan tersebut. Namun, mengatakan bahwa anak-anak yang sekarang berada di dalam tahanan itu kebanyakan masih bayi dan sangat belia.*