Hidayatullah.com—Amerika Serikat (AS) ikut mendesak tuntutan Arab Saudi ke Qatar untuk menyelesaikan krisis belasan dan masuk akal.
Dalam sebuah pernyataan terbaru, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson Arab Saudi dan sekutu-sekutunya telah mempersiapkan sebuah daftar tuntutan untuk Qatar, dan dia menekankan Amerika berharap pertikaian diplomatik antara negara-negara Teluk akan melangkah maju menuju sebuah resolusi.
“Kami berharap daftar tuntutan ini akan segera disajikan kepada Qatar dan isinya beralasan dan bisa ditindak lanjuti,” kata Tillerson dalam sebuah pernyataan terbaru.
Pernyataan ini dikeluarkan sehari setelah Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mempertanyakan motif Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengumumkan pemboikotan mereka terhadap Qatar pada 5 Juni lalu.
Baca: Pangeran Mahkota Arab Saudi yang Baru Diharapkan Memberi Dampak Stabilitas Kawasan
Sebelumnya, empat negara Arab yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar telah mengirimkan daftar 13 tuntutan sebagai prasyarat untuk mengakhiri krisis. Di antara tuntutan tersebut termasuk menutup televisi Aljazeera dan mengurangi hubungan dengan negara musuh mereka, Iran.
Dalam 13 daftar itu juga termasuk tuntutan untuk menutup sebuah pangkalan militer Turki di Qatar, mengumumkan pemutusan hubungannya dengan kelompok-kelompok seperti ISIS, Ikhwanul Muslimin, al-Qaidah, Hizbullah dan Jabhah Fath Syam, bekas cabang al-Qaeda di Suriah.
Menurut Rex Tillerson, tuntutan tersebut harus masuk akal dan dapat ditindaklanjuti oleh Doha untuk merubah krisis menjadi sebuah resolusi.
“Kami berharap daftar tuntutan akan segera dipresentasikan ke Qatar dan masuk akal serta dapat ditindaklanjuti,” imbuh pernyataan itu seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/06/2017).
Awal bulan Juni 2017, Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA) telah memberlakukan langkah-langkah pengucilan Qatar, sehingga timbul krisis Arab di kawasan teluk yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir ini. Negara-negara itu menuduh Qatar mendukung terorisme, sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh Doha.
Juru bicara Tillerson hari Selasa (20/06/2017) mengatakan, Washington “bingung” bahwa Arab Saudi belum menyusun daftar tuntutan yang jelas setelah menuding Qatar mendukung terorisme.
Sementara itu, pemerintah Turki melalui Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik menolak seruan Arab Saudi cs untuk menutup pangkalan militernya di Qatar. Menurunya, pangkalan tersebut merupakan penjamin keamanan di kawasan Teluk dan tuntutan penutupannya sama saja dengan intervensi dalam hubungan Turki dengan Qatar.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Jika ada tuntutan seperti itu, maka itu berarti intervensi dalam hubungan bilateral,” tutur Isik seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (23/6/2017). Bahkan dikatakannya, Turki mungkin malah akan meningkatkan keberadaan militernya di Qatar.
Yang menarik, empat Negara Teluk ini tak meminta menutup pangkalan militer Amerika Serikat (AS) yang vital, AL Udeid Air Force BaseAl, yang memiliki lebih dari 11.000 pasukan dan mengerahkan pasukan koalisi atau menugaskan serta menjadi tempat lebih dari 100 pesawat beroperasi dan dinilai sebagai pangkalan militer AS terbesar di kawasan Timur Tengah.*/Nashirul Haq AR