Hidayatullah.com—Seorang mantan Kepala Komando Pusat Angkatan Darat Israel (IDF), Jenderal Gadi Shamni menyebut Zionis Israel sebagai juara dunia dalam hal penjajahan (pendudukan). Dia mengatakan, apa yang dilakukan oleh Israel saat ini tidak akan bisa menyelesaikan masalah dengan Palestina.
“Kami membawa pendudukan pada level baru, dimana kami menganggap pendudukan seperti sebuah seni. Kami adalah juara dunia dalam hal ini, dan saya dahulu adalah kepala dari Pusat Komando yang mengurusi hal ini,” ucap Shamni, seperti timesofisrael.com Rabu (31/08/2016).
Shamni pernah memimpin Komando Pusat IDF sejak tahun 2007-2009 dan meninggalkan militer pada tahun 2012.
“IDF sibuk mengendalikan populasi 2,5 juta warga sipil mengalihkan pasukan dari fungsi utamanya. IDF mengalami kesulitan mempersiapkan ancaman yang dihadapi. Etika dan kemampuan tentara yang dikeringkan menjadi karung tinju bagi para politisi,” tambahnya.
Shamni mengatakan Israel tidak akan pernah setuju pada hal-hal yang akan membahayakan kepentingan keamanan, Sementara Palestina tidak akan pernah menerima “pendudukan tak berujung.
Karenanya, Israel harus mengambil risiko yang dapat diperhitungkan untuk meningkatkan posisi strategis, tambahnya.
“Israel tidak pernah akan setuju untuk pengaturan yang tidak menjawab kebutuhan keamanan,” ujar Shamni menegaskan saat menjadi pembicara dalam sebuah panel bersama mantan jenderal IDF lainnya di sebuah konferensi yang diselenggarakan Institut Kebijakan dan Strategi IDC, di Herzliya.
“Solusi yang hanya dapat diterima adalah disepakati pemisahan dari Palestina.”
Sementara itu, terkait dengan upaya damai dengan Palestina, Shamni menuturkan bahwa satu-satunya cara adalah dengan menerima solusi dua, dan Israel harus rela wilayah yang mereka duduki saat ini dikembalikan ke Palestina.
“Palestina tidak akan pernah menerima pendudukan tak berujung ini. Satu-satunya solusi yang dapat diterima untuk menyelesaikan konflik abadi ini adalah pemisahan penuh Palestina, harus ada perjanjian pemisahan penuh,” sambungnya.
Sementara itu, Menteri Israel Urusan Hubungan Jerusalem Ze’ev Elkin nempak kecewa pernyataan itu.
“Sebagai warga Gush Etzion, aku melihat diriku sebagai pemukim bangga dan tidak menjadi penjajah dari sebuah negara asing, dan itulah yang saya harapkan dari seorang petugas IDF yang melindungi kehidupan para pemukim,” ujar Elkin menyatakan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kecaman juga datang dari Menteri Perumahan Israel Uri Ariel yang mengatakan “pidato tidak dapat mengaburkan fakta bahwa Yudea dan Samaria adalah tempat lahir sejarah agama Yahudi, dan mengatakan kami ‘menduduki (menjajah)’ tanah kami sendiri adalah hal konyol dan tidak relevan.
“Karena tahun ajaran sekolah sudah dimulai, saya sarankan Shamni kembali ke bangku sekolah dan belajar beberapa Alkitab atau sejarah,” sindirnya dikutip the Jerussalem Post.
Kasus ini bukan hal pertama bagi seorang mantan pejabat tingkat tinggi Israel yang mengkritik pemerintahan Zionis terkait kebijakannya terhadap penjajahan di Palestina. Hari Selasa, mantan kepala Mossad, Tamir Pardo mengatakan, Israel akan terjun ke perang saudara jika rasisme dan kefanatikan terus terjadi di Israel.*