Hidayatullah.com–Pemerintah Ticino di tenggara Swiss memberlakukan larangan pemakaian burka di kota itu dan pelanggar bisa dikenakan denda hingga mencapai 9.200 Euro (Rp 134,6 juta) jika melanggar hukum tersebut.
Larangan yang berlaku pada 1 Juli lalu itu meliputi toko-toko, restoran dan bangunan publik setelah pemerintah lokal menyetujui undang-undang tersebut setelah pungutan suara yang dilaksanakan pada September 2013.
Menurut laporan Mail Online, hukum itu ditegakkan meskipun daerah tersebut merupakan tujuan populer di kalangan wisatawan Asia Barat. Yang menarik, sebanyak 65 persen penduduk mendukung pelarangan sepenuhnya.
Kedutaan Arab Saudi di Bern telah menginformasikan dan menyarankan rakyatnya agar menghormati hukum tersebut untuk menghindari masalah.
Melalui Twitter, pihak kedutaan turut menginformasikan selain Ticino, beberapa daerah lain termasuk Lugano, Locarno. Magadino. Bellinzona, Ascona dan Mendrisio juga menerapkan peraturan serupa.
“Setelah libur sekolah di Arab Saudi yang akan dimulai tidak lama lagi, pihak kedutaan mengingatkan masyarakat agar menghormati dan mematuhi peraturan dan undang-undang yang telah ditetapkan untuk menghindari timbulnya masalah,” ujar kedutaan tersebut.
Pada dasarnya, pemerintah Ticino ingin melarang burka dan penutup mulut yang dipakai oleh para demonstran namun anggota parlemen telah memilih bahwa hukum itu hanya berlaku untuk burka yang dipakai oleh wanita Islam tanpa pengecualian.
Para wisatawan yang mengunjungi Ticino akan diberitahu hal tersebut di bandara termasuk oleh pejabat pabean di perbatasan Italia tentang kesalahan menutup muka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Warga Tessin berbicara dalam bahasa Italia. Sebanyak 70 persen dari 350 ribu penduduknya beragama Katolik Roma. Nyaris tidak ada warga yang beragama Islam.
Undang-undang itu dikhawatirkan bakal berdampak terhadap kunjungan wisatawan muslim yang cukup banyak mendatangi Kota Lugano dan menetap dalam waktu lama.
Tiap tahun, dari kunjungan wisatawan Timur Tengah, industri perhotelan Swiss meraup pendapatan sekitar 19 juta franc Swiss (Rp 257 miliar).*