Hidayatullah.com—Amerika Serikata telah menolak usulan Rusia untuk melakukan serangan bersama atas kelompok-kelompok bersenjata Muslim di Suriah, dengan mengatakan bahwa mereka memiliki tujuan berbeda.
Penolakan itu diutarakan setelah Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyeru agar kedua megara bekerja sama dalam operasi militer untuk menarget kelompok-kelompok yang tidak mematuhi perjanjian gencatan senjata AS-Rusia.
“Kita harus mulai mengambil tindakan bersama antara angkatan udara Rusia dengan pasukan udara koalisi pimpinan AS pada 25 Mei dan merencanakan dan melancarkan serangan udara atas target-target dan unit-unit milik Al-Nusra dan kelompok militan ilegal lainnya, yang tidak mematuhi gencatan senjata,” kata Shoigu.
Sejak gencatan senjata diberlakukan akhir Februari lalu aksi saling serang mengalami penurunan, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pasukan Bashar Al-Assad banyak melanggar gencatan senjata, dan mendesak agar Rusia justru memberikan tekanan terhadap sekutunya pemerintah Suriah, lapor Euronews Jumat (20/5/2016).
Sementara Rusia mendukung rezim Assad, Amerika Serikat mendukung kelompok-kelompok yang berusaha menyingkirkannya dari kursi kekuasaan. Perang di Suriah kini telah memasuki tahun kelima dan merenggut nyawa sedikitnya 250.000 dan memaksa jutaan orang meninggalkan Suriah dan mengungsi ke negara-negara tetangga.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Amerika Serikat besarta NATO menghentikan kerja sama formal di bidang militer dengan Rusia sejak pemerintah Moskow mengirimkan pasukan ke Krimea, Ukraina tahun 2014. Aneksasi Krimea di Ukraina itu menimbulkan peperangan antara kelompok yang cenderung kepada blok negara Barat (AS dan sekutunya) dan kelompok yang cenderung kepada Rusia.*