Hidayatullah.com—Malaysia Airlines “secara teknis bangkrut” tetapi bisa balik modal pada 2018 setelah mengurangi pegawainya, menjual kelebihan pesawat dan terbang dengan rute yang lebih sedikit, begitu kata CEO-nya yang baru asal Jerman.
Christoph Mueller mengatakan hal itu hari Senin (1/6/2015) ketika memaparkan rencananya guna menstabilkan kondisi perusahaan penerbangan yang sedang kesulitan tersebut, termasuk pemangkasan 6.000 karyawan.
“Kami secara teknis bangkrut dan penurunan performa dimulai jauh sebelum peristiwa-peristiwa tragis tahun 2014,” kata Mueller merujuk dua kecelakaan maut yang menimpa penerbangannya tahun lalu.
Mulai hari Senin Malaysia Airlines di bawah Mueller mengambil langkah besar dengan mengirimkan surat kepada seluruh pekerjanya yang berjumlah kira-kira 20.000 orang, diikuti dengan kontrak baru yang ditawarkan kepada 14.000 orang di antara mereka.
Tindakan itu diperkirakan akan memangkas 6.000 pekerja.
Mueller mengatakan Malaysia Airlines berencana untuk “menemukan kembali jati dirinya” dimulai sejak 1 September mendatang dengan imej baru yang belum diungkapkan, yang diharapkan akan menghapus stigma sebagai maskapai yang banyak diliputi bencana.
Mueller mengatakan dia berencana untuk “menghentikan pendarahan” yang dialami Malaysia Airlines pada tahun 2015 ini, menstabilkan bisnisnya tahun depan dan mulai tumbuh kembali di tahun 2017.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Disamping memangkas jumlah pegawai, Malaysia Airlines juga akan menghapus jalur penerbangan jarak jauh yang kurang menguntungkan. Tetapi Mueller mengatakan rencana-rencananya bisa berubah dengan alasan kompetitif.
Mueller, 52, sebelumnya pernah menangani masakapai Irlandia Aer Lingus dan maskapai Belgia Sabena, yang memberikannya julukan “Terminator” dengan kebijakan pemangkasan pegawainya.*