Hidayatullah.com—Bentrokan terjadi di kota Al-Quds ketika lebih dari 1.000 orang Ethiopia yang bermukim di Israel melakukan unjuk rasa, guna memprotes tindakan rasialis dan kekerasan yang dilakukan oleh polisi Zionis dan menuntut dilakukan penyelidikan atas masalah itu.
Dilansir Aljazeera Jumat (1/5/2015), sedikitnya 13 orang terluka dan dua polisi serta lima pengunjuk rasa dilarikan ke rumah sakit, kata layanan ambulans Magen David Adom (Palang Merah-nya Zionis) setelah unjuk rasa berakhir hari Kamis.
Polisi mengatakan demonstran melempar bebatuan dan botol-botol , sedangkan polisi menggunakan perlengkapan anti huru-hara untuk menekan laju demonstran, termasuk dengan menembakkan gas air mata dan granat kejut.
Unjuk rasa kabarnya berawal di depan markas kepolisian Zionis di Al-Quds, di mana para demonstran menutup jalan-jalan utama di kota suci ketiga umat Islam itu, dan memblokir jalur rel trem dalam kota.
“Hentikan kebrutalan polisi, hentikan rasisme,” bunyi spanduk-spanduk yang diusung pengunjuk rasa. “Hari ini dia, besok kamu!” bunyi spanduk memperingatkan siap saja bisa menjadi korban kebrutalan dan rasisme polisi Zionis Israel.
Pengunjuk rasa kemudian berjalan menuju kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, di mana mereka juga memblokir jalan sebelum akhirnya dibubarkan oleh pasukan besar dari kepolisian yang menembakkan water cannon.
“Akhiri rasisme!” teriak mereka, sebagian mengibar-kibarkan bendera Zionis dan lainnya bendera Ethiopia. “Di Eropa mereka membunuh orang-orang Yahudi karena mereka Yahudi, di sini mereka membunuh Yahudi karena berkulit hitam,” tulis salah satu spanduk.
Kepala Kepolisian Zionis di Al-Quds Chico Edri mengatakan pihaknya mengetahui adanya “badai emosi” yang menyelimuti komunitas Ethiopia di kota itu, dan semua orang diminta untuk menahan diri.
Aksi protes itu dipicu dengan tindakan-tindakan kekerasan rasial anggota kepolisian terhadap komunitas Yahudi Ethiopia di Israel.
Awal pekan ini, muncul ke publik sebuah rekaman video yang menunjukkan dua orang polisi Zionis sedang memukuli seorang Ethiopia berseragam tentara. Tindak kekerasan itu menyulut emosi msayarakat.
Kemudian setelah itu, Perdana menteri Netanyahu meminta agar seluruh warga tenang dan pelakunya yang seperti pada gambar akan ditangkap.
Tidak hanya itu, Netahayu bahkan mengaku berjanji akan membuat sebuah tim inestigasi. Dan mengatakan bahwa tindakan “polisi itu tidak bisa ditolerir.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Berbicara kepada stasiun TV setempat, Cahnnel 10, Menteri Keamanan Dalam Negeri Yitzhak Aharonovitch mengatakan polisi yang terekam dalam video tersebut keterlaluan.
“Mereka membuat malu para pejabat kepolisian,” kata Aharonovitch
Awal pekan ini, Kepala Kepolisian Nasional Israel Yohanan Danimo berjanji akan melakukan operasi pemberantasan, setelah rekaman itu beredar luas.
Polisi “tidak akan mentoleransi perbuatan yang tidak dapat diterima itu,” imbuh Danimo.
Lebih dari 120.000 orang Yahudi Ethiopia bermukim di Israel, setelah bermigrasi ke negara itu dalam dua gelombang, tahun 1984 dan 1991.”*