Hidayatullah.com–Satu masjid setengah jadi di Dormagen, barat laut Jerman, dicat semprot dengan swastika (simbol Nazi) dan slogan-slogan rasis. Tindakan vandalisme dilakukan saat maraknya demonstrasi anti-Islam yang terus tumbuh di seluruh Jerman.
Laman Deutsche Welle, Minggu (21/12/2014) melaporkan, para pelaku memasuki gedung masjid Sabtu/Minggu pagi. Bersamaan dengan tulisan dan simbol terkait dengan Nazi, para pengacau juga menulis kata penghinaan, seperti “Enyahlah kalian ke kamp konsentrasi!”
Serangan terhadap masjid bertepatan dengan munculnya gerakan “anti-Islamisasi” bernama PEGIDA di Jerman. Kelompok ini telah mengadakan demonstrasi di kota-kota di seluruh negeri selama 10 minggu terakhir.
Kepala Polisi Neuss, Hans-Jürgen Petrauschke mengatakan, ia merasa ngeri dengan kejahatan bermotif rasial. “Tidak ada tempat untuk penyebaran xenophobia (benci pada orang asing) dan pemuliaan masa lalu Nazi di Rhein-Kreis, wilayah Neuss,” katanya kepada wartawan.
Aparat keamanan dari Düsseldorf melakukan penyelidikan kejahatan dan mengumumkan hadiah sebesar € 1.500 ($ 1.833 = Rp 22, 8 juta) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan para pengacau.
Pergeseran Sayap Kanan
Umumnya sentimen anti-Islam telah jauh lebih vokal di Jerman dalam beberapa pekan terakhir. Senin lalu, di kota Jerman timur, Dresden, PEGIDA –yang berkepanjangan Patriotic Europeans Against the Islamization of the West– telah menggelar demonstrasi terbesar mereka, dengan lebih dari 15.000 orang turun ke jalan sebagai protes.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Beberapa pengamat mengkhawatirkan, protes itu menjadi tanda xenophobia menjadi semakin diterima secara sosial di negeri ini.
Awal bulan ini, tiga bangunan di negara bagian Jerman selatan, Bavaria, yang dimaksudkan sebagai akomodasi untuk pengungsi telah rusak berat akibat kebakaran, yang diduga dilakukan dibakar dengan sengaja.
Grafiti rasis juga ditemukan pada satu gedung di dekatnya, memperkuat kecurigaan bahwa kebakaran itu disengaja.*