Hidayatullah.com—Seorang pejabat senior keamanan di Baghdad mengatakan, Iran telah mengirimkan sekitar 500 anggota pasukan elitnya, Garda Nasional, untuk berperang membantu tentara pemerintah Baghdad melawan kelompok ISIS/ISIL di Provinsi Diyala.
Namun sebagaimana dilansir Al-Arabiya, Pentagon mengatakan hari Jumat (13/6/2014) bahwa pihaknya belum bisa mengkonfirmasi kabar media yang menyatakan ada kehadiran pasukan khusus Iran yang beroperasi di Iraq.
“Saya sudah melihat laporan pers soal itu … tetapi saya tidak bisa mengkonfirmasi bahwa ada pasukan khusus Iran di Iraq,” kata jurubicara militer Amerika Serikat John Kirby.
Presiden AS Barack Obama hari Jumat kemarin mengatakan, pihaknya sedang menimbang-nimbang sejumlah pilihan untuk melawan “pemberontakan Islam” di Iraq.
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat menyerahkan kekuasaan Iraq dari tangan Saddam Hussein kepada para politisi Syiah. Setelah tentara AS memburu dan menangkap Saddam, pemimpin Iraq itu diserahkan kepada para tokoh oposisi yang kemudian menggantung Saddam di tempat tersembunyi, dengan dihadiri tokoh-tokoh dan politisi Syiah Iraq seperti Muqtada Al-Sadr. Setelah rezim Saddam ditumbangkan, pemilu rekaya menaikkan para politisi Syiah ke pemerintahan Iraq sehingga mereka menguasai parlemen. Nuri Al-Maliki, seorang politisi Syiah, diangkat menjadi perdana menteri lewat pemilu rekayasa yang dikawal Amerika Serikat.
Obama tidak menjelaskan secara khusus opsi apa saja yang sedang dipertimbangkannya. Namun, Obama menyatakan tidak akan mengirimkan pasukan tempur lagi ke Iraq, setelah pasukannya ditarik pada 2011 usai menginvasi Iraq dan menumbangkan pemerintahan Saddam Hussein pada 2003.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sementara itu China, salah satu investor terbesar dalam bidang perminyakan di Iraq, mengatakan bahwa mereka memantau perkembangan situasi keamanan di Iraq dana menawarkan pemerintah Baghdad bantuan apapun yang bisa diberikan Beijing.*