Hidayatullah.com—Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam Ekmeleddin Ihsanoglu memperingatkan akan meningkatnya islamofobia yang berupaya memudarkan cahaya Islam dan Muslim.
Berbicara di Konferensi Internasional tentang Peradaban Islam ke-5 di Zanzibar, Tanzania, hari Selasa (3/9/2013) dia berkata,” Saya sangat yakin bahwa dengan pemahaman yang baik tentang Islam dan nilai-nilainya, serta penampakan wajah Islam yang sebenarnya akan dapat menangkal dengan damai intoleransi atas keragaman budaya ada agama kepercayaan, guna melindungi nilai kemanusiaan yang kita miliki bersama.”
Konferensi itu menyoroti berbagai aspek peradaban Islam di Afrika Timur, serta menjadi ajang bertukar pikiran dan hasil riset mengenai pengaruh peradaban Islam di kawasan tersebut. Konferensi yang berakhir hari Jumat (6/9/2013) itu diselenggarakan oleh Research Center for Islamic History, Art and Culture (IRCICA) –lembaga di bawah OKI yang berbasis di Istanbul, bersama dengan Otoritas Pencatatan dan Arsip Nasional Oman, serta Universitas Zanzibar, lansir Arab News.
Pembukaan konferensi dilakukan oleh Presiden Republik Zanzibar Ali Muhammad Shein, serta dihadiri oleh Menteri Informasi Oman Abdul Monem bin Masour Alhassani.
Dalam pidatonya Ihsanoglu mengatakan, Tanzania tidak hanya menjadi contoh dari peradaban Islam, tetapi juga dianggap sebagai suar dari keharmonisan dan koeksistensi interkultural, yang mencerminkan esensi dari budaya dan tradisi Islam.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ajaran Islam masuk ke Afrika Timur saat migrasi pertama Muslim dari Makkah ke negeri Abyssinia, yang kemudian diikuti oleh para saudagar dan da’i Muslim. Selama beberapa waktu Islam hanya menyebar di kawasan pesisir, namun kemudian berlanjut ke daerah yang lebih luas. Menjelang abad ke-14 Masehi, sudah terdapat kesultanan Muslim di Afrika Timur dan Barat yang menjadi pusat dari pembelajaran tentang Islam.*