Hidayatullah.com—Presiden Prancis Francois Hollande hari Rabu (19/12/2012) menolak meminta maaf terkait trauma yang dirasakan rakyat Aljazair saat dijajah oleh Prancis, lansir France24.
“Saya datang ke sini bukan … untuk meminta pengampunan atau maaf. Saya datang untuk mengatakan apa yang sebenarnya,” kata Hollande dalam konferensi pers di ibukota Aljir pada hari pertama kunjungannya ke bekas daerah jajahan Prancis itu.
“Ada kebenaran yang harus diutarakan tentang masa lalu dan pada saat yang sama juga ada keinginan untuk menghadapi masa depan. Dan perjalanan ini, memfokuskan pada masa depan, untuk mengajak dan memobilisasi rakyat kedua negara,” kata Hollande usai bertemu Presiden Abdulaziz Bouteflika.
Aljazair menjalani perang delapan tahun untuk melepaskan diri dari penjajahan Prancis yang dimulai tahun 1954. Perang tersebut mengorbankan sekitar 1 juta nyawa rakyat.
Menjelang kedatangan Hollande, sejumlah politisi ternama Aljazair mengecam penolakan pemerintah Prancis “untuk mengakui, meminta maaf dan memberikan kompensasi” atas tindak kejahatan yang dilakukan Prancis selama 132 tahun menjajah Aljazair.
Selain membicarakan masalah kerjasama perdagangan, kunjungan Hollande juga dimaksudkan untuk membicarakan kerjasama keamanan dan pertahanan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Prancis ingin melakukan intervensi, terkait kelompok Islam di wilayah sekitara Afrika khususnya Aljazair, yang sekarang sudah menguasai bagian utara negara Mali.
Pada hari terakhir kunjungannya Kamis ini, Hollande dijadwalkan bertemu dengan para pejabat parlemen Aljazair.*