Hidayatullah.com–Bus shalawat merupakan salah satu alat transportasi yang cukup penting bagi jamaah haji Indonesia di Makkah. Keberadaan bus ini untuk membantu jamaah melakukan aktivitas ibadah dari pemondokan ke Masjidil Haram. Untuk itu, jamaah haji harus menghafal rute dan warna stiker bus tersebut.
“Kementerian Agama menyiapkan bus shalawat bagi jamaah haji yang akan pergi beribadah ke Masjidil Haram, terutama yang jarak antara pemondokan dengan Masjidil Haram sekitar 1000 meter hingga 3980 meter,” kata Kepala Daerah Kerja Makkah Endang Jumali, di sela-sela mengikuti simulasi kesiapan transportasi di Bus shalawat, Rabu (3/9/2014), dilansir laman Kemenag.
Transportasi bus shalawat tersebut dibagi dalam 12 rute. Masing-masing rute ditempeli stiker besar berukuran 60×40 meter. Dalam stiker berisi bendera merah putih, nomor nama rute, serta tujuannya.
Bagi jamaah haji yang ingin berjalan kaki ke Masjidil Haram, jarak yang ditempuh sekitar 2000 meter. Namun jika menggunakan bus shalawat jarak yang ditempuh menjadi lebih jauh karena untuk bus harus memutar.
Adapun rute bus tersebut antara lain:
1. Aziziah Janubiah-Mahbasin dengan stiker berwarna biru
2. Aziziah Syimaliah-Mahbasjin dengan stiker warna kuning
3. Syisyah Raudhah-Mahbasjin dengan stiker warna merah
4. Mahbasjin-Bab Malik dengan stiker warna putih
5. Syisyah-Al Ghaza dengan stiker warna ungu
6. Raudhah -Al Ghaza dengan stiker warna violet
7. Maabah-Al Ghaza dengan stiker warna biru
8. Reidzkahir-Al Gaza dengan stiker warna abu-abu
9. Utaibiyah/Jarwal-Al Ghaza dengan stiker warna jingga
10. Biban/Syari Mansyur-Al Ghaza dengan stiker warna hitam
11. Syari Mansyur-Al Ghaza dengan stiker warna hijau
12. Bhakhutmah/Nakkasah- Al Ghaza dengan stiker warna orange
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Untuk bus yang membawa jamaah haji dengan rute dari pemondokan ke Mahbasjin, jamaah haji harus ganti lagi dengan bus dari Mahbasjin ke Bab Ali. Untuk menjemput atau menurunkan jamaah haji, bus shalawat akan berhenti di halte dekat pemondokan jamaah haji.
Karena udara panas , maka para jamaah haji yang pergi ke Masjidil Haram di siang hari hendaknya membawa payung atau topi. Di samping itu jamaah haji juga diharapkan membawa bekal air dalam botol untuk bisa diisi ulang dengan air zamzam yang tersedia di dalam masjid, dan makanan.*