Hidayatullah.com— Nasyid-nasyid yang didendangkan oleh perwakilan mahasiswa Indonesia di acara maulid yang berlangsung di Universitas al-Ahgaff, Tarim, Yaman.
Acara ini merupakan ekspresi dan rangkaian menyambut kelahiran baginda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalamyang diungkapkan umat Islam, khususnya mahasiswa Universitas al-Ahgaff, Tarim, Yaman dari berbagai Negara pada hari Kamis (22/12/2016).
Turut dihadiri langsung acara ini, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Ustad Abdullah bin Awadh bin Smith, al-Muhaqqiq wa al-Mudaqqiq, Syaikh Muhammad bin Ali al-Khatib (Anggota Majelis Fatwa di Tarim), Dr. Abdurrahman Assegaf (Ketua Bagian Ushul dan Fiqh), sejumlah para dosen serta ratusan mahasiswa lintas negara yang turut memadati ruangan itu.
Acara yang dimulai pukul 12.00 siang waktu Yaman dimulai pembacaan maulid Simthu ad-Durar yang dikomandoi oleh grup marawis mahasiswa Indonesia.
Di sela-sela pembacaan maulid juga diselingi dengan nasyid. Menariknya, lagu yang dibawakan tidak hanya berbahasa Arab, namun nasyid-nasyid ala Indonesia berjudul “Kisah Sang Rasul” dan “Turi Putih” juga menyeruak seisi ruangan itu.
Meskipun tidak paham dengan isinya, namun para hadirin non-Indonesia juga menikmati lagu yang diiringi marawisan itu. Hanya senyum simpul yang terlihat di wajah-wajah mereka.
Berlanjut ke sesi mauidhah hasanah, M. Hanif Alatas (mahasiswa Indonesia) ditunjuk sebagai perwakilan dari mahasiswa.
Dengan berbahasa Arab, ia mengajak teman-teman mahasiswa untuk lebih mencintai Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam serta mengikuti sunnah-sunnahnya, sebagaimana yang telah diaplikasikan oleh Salaf al-Saleh dalam keseharian mereka.
Sedangkan dari pihak dosen, ceramah disampaikan oleh Dr. Musthafa bin Hamid bin Smith. Dalam ceramahnya, Musthafa memaparkan perihal kecintaan kepada Rasulullah.
Rabiul Awal merupakan bulan mulia lagi penuh keberkahan. Juga merupakan bulan mendekatkan diri kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, salah satu caranya yaitu dengan memperbanyak selawat kepadanya. Disamping itu, kecintaan kepada Rasulullah belum sempurna tanpa mempraktekkan sunnah-sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari.
“Memperbanyak selawat kepada Rasulullah merupakan bukti cinta kepadanya, karena seseorang yang mencintai sesuatu maka ia akan selalu menyebut-nyebut yang dicintainya itu. Juga, kecintaan kepada Rasulullah harus dibarengi dengan mengikuti sunnahnya,” ungkapnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Selain itu, ia juga menyampaikan, kita mempunyai hubungan dan ikatan dengan Baginda Rasulullah berupa amanah mengemban ilmu yang diwarisinya melalui para ulama.
Selain belajar dan beramal dengan ilmu yang dituntut, kita juga berkewajiban menyebarnya kepada umat. Oleh karena itu, beliau mengajak mahasiswa untuk lebih giat dalam menimba serta menyebar ilmunya.
Acara yang bekerjasama dengan Asosiasi Mahasiswa Indonesia (AMI) al-Ahgaff itu diakhiri dengan pembacaan doa oleh Syaikh Muhammad Ali al-Khatib ketika jam menunjukkan pukul 13.50. Wallahu ‘alam.*/Aidil Ridhwan (Yaman)