Hidayatullah.com–Gagasan Islamisasi Sains dan Kampus (ISK) tidak hanya berlaku di bangku kuliah atau lingkungan kampus semata. Tapi juga berdampak ke segala aspek kehidupan manusia.
Demikian ditegaskan oleh Wakil Rektor IV Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Dr. Nirwan Syafrin dalam kegiatan Stadium General (Kuliah Umum) yang digelar di Auditorium Abdullah Siddiq, UIKA Bogor, Senin, (29/02/2016).
“Itu pasti. Sebagai ‘unintended consequence’ (konsekuensi yang otomatis terjadi dengan sendirinya, red),” ucap dalam kegiatan yang digelar di Auditorium Abdullah Siddiq, UIKA Bogor ini.
Sebagai contoh, terang Nirwan, bidang ekonomi. Kini masyarakat Indonesia menemukan sejumlah Bank Syariah, Asuransi Syariah, dan yang lainnya.
“Ini jelas perpanjangan tangan dari Isalmisasi Ilmu Pengetahuan itu,” papar peneliti lembaga kajian Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) tersebut.
Dalam kesempatan Stadium General UIKA tersebut, Nirwan juga mengurai panjang lebar sejarah islamisasi sains, yang menurutnya gagasan itu sudah lama diangkat oleh tokoh dan ilmuwan Muslim dahulu.
Di antara tokohnya adalah Sayyed Hossein Nasr yang mengaku dirinya sebagai orang pertama yang menggagas itu. Disertasinya berjudul “Conceptions of Nature in Islamic Thought” yang diterbitkan menjadi buku “An Introduction to Islamic Cosmological Doctrines” (1964).
Gagasan yang dinilai masih abstrak itu, lanjut Nirwan, lalu menemukan titik terangnya pada Konferensi Pertama Pendidikan Islam Se-Dunia di Makkah (1977), dengan istilah ‘Islamization of contemporary knowledge’ yang dipopulerkan Naquib al-Attas dan Ismail Raji al-Faruqi dengan istilah senada ‘Islamization of Knowledge’.
Terakhir, Nirwan mengajak seluruh sivitas akademik untuk bekerja sama mewujudkan proyek besar Islamisasi Sains dan Kampus. Sebab diakui semuanya bisa ringan dikerjakan atas partisipasi dan sinergitas setiap pihak membangun proyek raksasa tersebut.
“Sejak awal hindari kesan eksklusif. Pekerjaan ini milik dan kembali kepada umat. Ia terbuka bagi Muslim atau kelompok siapa saja,” tutup Nirwan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ketua Program Islamisasi Sains dan Kampus (ISK) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Dr. HM. Rais Ahmad, SH., MCL mengatakan, dalam kehidupan seorang Muslim, ia menjalankan dua fungsi berbeda sekaligus. Antara totalitas ibadah seorang hamba (abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifah). Sebaliknya Barat tak mengenal hal itu yang berujung kepada disorientasi hidup.
“Akibatnya, ilmu yang dipunyai Barat itu hanya sebatas memenuhi kebutuhan jasmani dan duniawi. Bukan untuk meraih kemuliaan ilmu,” ucap Rais menerangkan.*/Masykur