Sambungan artikel PERTAMA
Hoax terhadap Aisyah
Istri Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam, Aisyah, juga pernah dijadikan bahan hoax . Aisyah misalnya pernah diisukan berselingkuh dengan Shafwan bin Muaththal. Produsen hoax -nya adalah lelaki bernama Abdullah bin Ubay bin Salul. Padahal, faktanya tidak demikian.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa perilaku orang yang melakukan hoax itu dalam surat An-Nur ayat 11 bahwa berita bohong (ifki/hoax ) adalah keburukan. Dan, siapa yang ambil bagian dalam penyiaran berita bohong itu, “maka baginya adzab yang besar.” Artinya, kalau ada berita hoax , segeralah dibuang, dan jangan disebar-sebarkan.
Kasus itu menjadi tanda bahwa orang yang memproduksi hoax itu ada di tiap zaman, mulai dari zaman Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam sampai di zaman now ini. Mungkin diperlukan sekali semacam kesadaran keilahian bahwa hoax itu sebuah keculasan yang besar, tidak manusia, dan tidak beradab. Selain dianggap dosa, hoax juga dapat dianggap sebagai rendahnya moralitas manusia.
Sebagai orang beragama, ada baiknya para pembuat hoax itu merenungkan esensi dari keberagamannya. Jangan sampai karena kebencian yang begitu besar kepada orang membuat orang lalai, dan menganggap produksi berita bohong adalah sesuatu yang biasa.
Tobat dari Hoax
Bulan Ramadan adalah bulan perubahan. Bagi mereka yang pernah melakukan hoax —baik produksi maupun menyebarkannya—ada baiknya untuk bertobat dari aktivitas itu. Kesadaran keilahian pada bulan ini seharusnya meningkatkan kesadaran pula pada tindakan yang berhati-hati ketika memproduksi sebuah konten.
Tobat dari hoax penting sekali dilakukan di bulan ini. Mereka yang pernah melakukannya ada baiknya menghadirkan kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan adalah dosa, yang menimbulkan murka dari Tuhan. Tuhan menciptakan manusia tidaklah untuk buat kerusakan, akan tetapi untuk menciptakan perdamaian. Hoax adalah sebentuk kerusakan (mafsadah) yang berbahaya bagi interaksi sosial.
Baca: Ketum Hidayatullah: Islam Larang Hoax dan Ujaran Kebencian
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sudah banyak orang yang interaksinya putus gara-gara hoax . Banyak yang berperang gara-gara hoax . Dan, banyak pula yang harus mendekam di jeruji besi gara-gara hoax . Nyaris tidak manfaat sedikit pun kecuali kerusakan. Dalam ranah apapun—politik, ekonomi, agama, dan akademik—hoax itu merusak.
Bagi mereka yang beragama, baik sekali memanfaatkan bulan mulia ini sebagai momentum untuk berbenah diri dari produksi hoax . Sudah saatnya berubah. Berhijrah dari hoax menuju konten-konten yang lebih positif.
Perbedaan orientasi atau pilihan politik sebaiknya tidak membuat orang menghalal segala cara untuk itu. Resistensi terhadap kelompok lain itu lumrah dalam politik, akan tetapi melakukan keculasan, kecurangan, dan penipuan adalah hal yang tidak manusiawi dan merusak tatanan sosial dan harmoni yang seharusnya dijaga dalam masyarakat.*
Dosen Antropologi Universitas Khairun, Ternate. Alumni Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta