Oleh: Ridhwan
HARI Jumat 4 November 2016 mendatang umat Islam dikabarkan akan membanjiri ibu kota Jakarta dalam aksi Bela Al-Quran buntut pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sampai hari ini kasusnya belum jelas.
Aksi umat Islam ini merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya hari Jumat 14 Oktober 2016 turun jalan di ibu kota.
Sebagaimana diketahui, pernyataan Gubenur DKI Jakarta (Basuki Tjahaja Purnama) alias ahok, setelah tuduhan mengina atau menistakan Al – Quran akhir-akhir ini telah meresahkan masyarakat hampir seluruh wilayah di Indonesia.
Sebagaimana yang ramai di beritakan di berbagai media, vedionya yang sempat menyinggung Surah Al-Maidah: 51 menyita perhatian publik, kemudian menjadi pemantik atau pemicu timbulnya kegaduhan sosial di Jakarta yang kemudian menjadi diskursus bahkan kegaduhan nasional.
Mayoritas kaum Muslim dan para ulamapun ikut geram melihat kejadian tersebut. Berbagai reaksi muncul dari berbagai kalangan.
***
Sebenarnya penista agama yang di lakukan oleh segelintir orang, dengan tidak mengikuti ajaran agamanya, dengan penistaan agama yang di lakukan oleh oknum dengan melecehkan agama orang lain. tentu jelas berbeda.
Jika penistaan agama yang dimaksudkan dengan tidak mengikuti ajaran agamanya maka semua umat beragama di dunia ini pernah melakukannya, kecuali Nabi dan Rasul atau orang-orang suci. Karna menurut saya tidak ada satupun manusia sempurna dalam menjalankan agamanya. Namun pelecehan terhadap agama lain tentu adalah tindakan kesewenag-wenangan.
Mungkin sebagian orang berdalih adanya beberapa tokoh agama yang juga melecehkan agama orang lain dengan menunjukkan kelemahannya.
Tentu ini juga hal yg berbeda, Mereka para tokoh agama itu baik dari Islam, Nasrani, Hindu, Budha dan lainnya, mereka mengatakan hal itu dalam bentuk kajian keilmuan.
Hal ini sangat berbeda dengan orang yang mengatakannya bukan maksud pada sebuah kajian keilmuan. melainkan karena menghinakannya atau sengaja menimbulkan kerusuhan dan menumbuhkan keresahan.
Seperti kasus Ahok ini. Saya melihat, dia jelas melecehkan agama orang lain untuk propaganda politik. Membawa ayat dalam kitab suci umat lain dan menuding yang menyampaikannya sebagai pembohong.
Tujuannya hanya agar mereka yang mendengarkannya tidak ragu-ragu memilihnya dalam percaturan pilkada DKI mendatang.
Pernyataan ahok dalam video yang beredar luas saat berkunjung di pulau seribu itu jelas terbukti menistakan kesucian kitab suci dan tokoh dalam umat itu. ia menuding kitab suci sebagai alat kebohongan dan tokoh agama yang menyampaikannya adalah para pembohong
“Kalau bapak ibu gak bisa pilih saya karena dibohongi dengan Surat Al Maidah 51, macem-macem itu. Kalau bapak ibu merasa gak milih nih karena saya takut neraka, dibodohin gitu, ya gak apa-apa,” ujar Ahok.
Video di depan jajaran Muspida dan warga Pulau Seribu tersebut bahkan sengaja diunggah ke situs Youtube pada Senin (26/09/2016) lalu dan langsung mendapat reaksi keras netizen.
Karena besarnya reaksi umat Islam tersebut, bahkan Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) Lieus Sungkharisma, angkat bicara. Sebagaimana dikutip dari RMOL.CO, Leuis mengkhawatirkan isu Sara yang dimainkan Ahok bisa berdampak buruk bagi warga keturunan Tionghoa di Indonesia.
“Ahok sepertinya sengaja memainkan isu Sara itu untuk memancing reaksi umat Islam agar mereka bertindak di luar batas dan melanggar hukum. Saya berharap umat Islam tidak terpancing. Anggap saja Ahok itu orang tolol yang sedang bernasib baik, itu saja,” jelasnya, Kamis (06/10/2016).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Jadi tidak heran jika kemudian reaksi datang dari berbagai lapisan masyarakat, karena keutuhan serta keamanan NKRI akan terancam. Sebab ini menyangkut harga diri ummat Islam.
Menyakiti hati ummat muslim di segala penjuru tana air. Terlebih ummat Islam adalah warga mayoritas di negeri ini. Tentu mereka sangat marah apalagi yang menghina adalah orang kafir, yang notabene merupakan warga minoritas.
Sebagaimana yang disampaikan para ulama yang hadir pada aksi di balaikota beberapa waktu lalu, “Jika penistan yang dilakukan ahok terhadap Al-Quran tersebut tidak secepatnya di proses secara hukum, maka mereka akan menurunkan massa yang lebih banya pada 4 November mendatang.”
Melihat keadaan Negara kita saat ini hususnya Ibukota Jakarta, saya khawatir jika kepolisian tidak bertindak cepat, maka keadaannya akan akan lebih buruk lagi.*
Humas Hidayatullah Luwu