oleh: Choirunisa Chaffinch
ISLAM bukanlah agama yang bersifat individual, atau hanya untuk orang-orang tertentu saja. Setiap Muslim memiliki kewajiban untuk menyebarkan diin. Apalagi jika sasarannya adalah pemuda, maka siapapun mulai dari pemula, aktivis, asatidz, semua memiliki peran yang amat penting. Terlebih kamu. Ya, kamu, juga harus berusaha membantu temanmu lebih dekat kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Tentu saja, mengenai hal ini, kamu memiliki banyak rintangan, mulai dari pertanyaan mengapa kamu harus memakai hijab, dibilang sombong ketika tidak “salaman” dengan sepupu, disebut “sok alim” saat mengajak teman ke masjid, dicap “teroris” karena memanjangkan jenggot, dan daftar seperti itu akan terus berlanjut!
Bisa saja, Allah memang telah menempatkan mereka pada situasi yang mana tidak ada orang lain yang akan mengisinya. Yang mana mereka dapat berkomunikasi dengan baik, memahami masalah atau kondisi yang mereka alami, ditambah adanya wawasan Islam yang cukup.
Kepada siapa temanmu; mereka yang sering menghabiskan waktu bermain game daripada mendengarkan taushiyah di masjid atau teman sekelasmu yang namanya saja yang Islam tapi tahunya cuma “Muslim tidak makan babi” mau mendengarkan nasihat?
Seorang Imam Masjid besar yang bakalan kaget begitu melihat gaya berpakaian atau gaya bicaranya. Atau kepada kamu yang tumbuh besar bersamanya, tinggal di lingkungan yang sama, bercanda dengan mereka, atau berjumpa dengan mereka setiap hari di sekolah/kampus?
Jawabannya jelas: Kamu!
Jangan panik. Inilah beberapa tips dan nasihat yang insyaa Allah akan membantu kamu.
1. Niat yang tulus dan ikhlas
Semua kegiatan yang kita kerjakan sebaiknya dan seharusnya hanya untuk Allah dan karenaNya. Oleh karena itu, tentu saja kegiatan dakwah tidak boleh ada rasa sombong apalagi menggurui. Menganggap dirimu adalah guru dan orang lain harus merasa beruntung karena kamu sudah menyelamatkan mereka dari jalan yang sesat. Ingatlah, bahwa petunjuk itu hanya dari Allah semata.
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu sayangi, tetapi Allah member petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya, dan Allah mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” [QS. Al-Qasas: 56]
Berdo’alah agar tertanam keikhlasan setiap kali berdakwah, dan ingat pula bahwa Allah kuasa menjauhkanmu dari petunjuk (wal ‘iyadzu billah min dzalik)
2. Amalkan apa yang kamu sampaikan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?” [QS: As-Shaff [61]: 2]
Tidak mengamalkan apa yang kamu sampaikan kepada orang lain adalah kesalahan, dan sudah bisa dipastikan kamu akan kehilangan wibawa dari siapapun, baik tua maupun muda, sekali mereka mengetahui hal tersebut. Jadi jangan lakukan itu.
3. Gunakan Qur’an, Hadits, dan Shirah Nabawi sebagai tuntunan dakwah
Baca dan pahami ayat-ayat Quraniyyah yang menjelaskan bagaimana para Nabi menyampaikan kebenaran kepada kaum mereka.
Baca Shirah Nabi Muhammad, terutama pada bagian bagaimana beliau membawa Islam kepada ummatnya yang berbeda-beda baik latar belakang, ras, gender, maupun umur, terkhusus pemuda. Jika terlalu berat atau kamu tidak memiliki waktu yang cukup, cobalah membeli buku panduan dakwah praktis.
4. Berbicaralah kepada mereka seakan-akan kamu tidak mengenal mereka
Jangan menilai seseorang terlalu cepat. Hanya karena dia memakai jilbab pendek, melilit leher, penuh warna, lantas menganggap bahwa dia tidak bisa diajak bicara tentang Islam hanya karena ia terlihat sombong. Padahal ia memang belum tahu wajibnya menutup aurat sesuai yang telah diatur di dalam Al-Qur’an. Atau temanmu yang tidak pernah kamu lihat ikut shalat Jum’at, lalu men-cap ia sebagai Muslim yang buruk. Karena bisa saja, mungkin, ia benar-benar belum pernah mempelajari Islam dan tidak tahu pentingnya shalat Jum’at bagi laki-laki.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
5. Tersenyumlah
Tahukah kamu bahwa Rasulullah sangat suka tersenyum? Tapi sayangnya banyak ummat Muslim malah mengamalkan hal sebaliknya. Lebih sering terlihat merengut dan cemberut. Harapannya agar terlihat serius.
Tersenyum dan bersikap ramah adalah bagian dari akhlaq Nabi, yang mana harus kita amalkan dalam keseharian hidup kita. Jika kita ingin mendekatkan seseorang kepada Islam, maka kita musti membuat diri kita mudah didekati. Dan tersenyum adalah kuncinya.
Tapi catat, bahwa bersikap ramah bukan berarti “genit” kepada lawan jenis. Ada aturan dalam Islam bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan saling berinteraksi yang mana hal tersebut selayaknya dihormati. Sebagai contoh, dakwah bukanlah alasan untuk berlama-lama mengobrol dengan lawan jenis. Usahakan bagaimana lahan dakwah kamu sesama laki-laki atau sebaliknya.* (BERSAMBUNG)
Penulis pengajar di STIS Hidayatullah Putri Balikpapan